Ikan nila merupakan target favorit para pemancing air tawar, mungkin karena rasa dagingnya yang lumayan gurih juga populasi ikan satu ini begitu melimpah hingga tersebar dimana mana.
Ikan nila atau (Oreochromis Niloticus) hidup berkelompok-kelompok dan perkembangbiakan nya juga sangat cepat, sehingga jika ada beberapa ekor nila di satu perairan yang tidak pernah kesaatan (kering) maka ikan ini bukannya abis justru malah bertambah banyak jumlahnya. Dulu kira2 18 tahun yang silam ana masukin bibit ikan nila sebesar 2-3 jari sebanyak ± 20 ekor di kolam rumah babeh, alhamdulillah sampe sekarang udah ratusan nila ana konsumsi.
|
penampakan balong dirumah babeh,
karena balong ini lumayan dalam
maka ikan nya berkarakter seperti ikan dialam bebas |
|
nih dia penghuni balong diatas, nila gif
mantap banget kalo dibakar |
memancing ikan satu ini gampang2 susah, kalo lagi moodnya makan, begitu kita lempar umpan, tak perlu menunggu lama si doi langsung memberi respon terhadap umpan kita. tapi susah nya kalo pas lagi mogok makan umpan kita sodorin ke idung nya pun doi malah kabur. tidak ada trik untuk mengelabui ikan nila yang sudah mogok makan supaya mau makan yang ada hanya beresin alat, langsung cabut balik kanan (terang aja ana juga tidak jarang di ko sama ni ikan). kecuali merubah/mengganti tehnik mancing dengan sistem rawe (jambret) bahkan lejing menjadi senjata pamungkas sebagian pemancing jika kondisi sudah begini.
Ikan nila adalah hewan omnivora, umpan ikan nila umumnya adalah lumut, cacing, udang rebon, ada juga yang pake pelet, tak jarang pula nila badot menyantap umpan serangga seperti kecoa batu, gaang (orong-orong) atau jangkrik. Tapi umpan utama ikan ini adalah lumut air tapi kadang juga di daerah tertentu lumut tidak berfungsi sama sekali. biasanya di daerah yang sekitarnya sawah sehingga dasar air adalah lumpur.
|
lumut paporit ana : panjang, semi kasar, warna hijau tua |
Banyak tehnik untuk memancing ikan satu ini ada tehnik ngagejrug (tehnik lubang) tehnik ini khusus untuk menangkap nila dewasa keatas, ngarawe (jambret), dan konvensional yaitu pake umpan. ada yang menggunakan tegek (joran panjang beruas-ruas) dan joran biasa yang kebayakan dengan tehnik gelosor. kalo ana disesuaikan dengan kedalaman air, kalo kurang dari 2 meter maka tegek yang dipake, kalau kedalaman air lebih dari 2 meter baru tehnik gelosor yang dipake.
Jam makan ikan nila biasanya; mulai matahari terbit-08:00, 10:00-13:00, 15:00-maghrib, 20:00-22:00, dan 02:00-menjelang waktu shubuh. Tidak ada trik khusus memancing ikan nila, yang menjadi persoalan bagaimana caranya ikan bisa berkumpul di lapak kita dan tidak mau pindah ke tempat lain. maka diperlukan sebuah aksi ngebom (bandul) untuk menarik perhatian ikan. para pemancing pun berlomba-lomba membuat bandul yang paten. ada yang memakai bandul buatan pabrik yang super, ada yang meracik dengan dicampur bahan2 dapur seperti bawang putih, daun kemangi dan telur bebek. juga yang meracik dengan penggunaan esen. esen yang paling sering digunakan pemancing biasanya; pandan, coco pandan, nangka, jeruk keprok, moka, melon, kaweni, d13, dan walang.
Cara membuat pangawur (bandul) dengan esen, tapi ini versi ana yah (toh sama semua pemancing juga caranya begini); menir (kalo ana beras raskin ± 1 kg) dibasahin terus buang airnya sampai benar2 habis, dalam kondisi beras masih basah tuangkan misal pasta pandan sampai beras beraroma pandan dan berwarna hijau pekat merata, lalu jemur, setelah benar2 kering teteskan bibit pandan (jangan kelebihan cukup harum saja, karna ikan lebih tajam penciumannya daripada kita). udah deh siap ditebar.! bila ingin dicampur dengan aroma lain misal nangka atau kaweni maka kita membuat racikan baru cara membuatnya sama seperti membuat pangawur pandan. setelah selesai, campur pangawur pandan dengan pangawur nangka atau kaweni. rasio nya terserah sobat, mau fifty2 atau aroma pandannya yang ditonjolin. kalo d13 atau walang digunakan untuk lumut.
|
parigi, cihampelas,cililin bandung spot tempat ana mengetes esen |
untuk daerah jatiluhur biasa ana membandul nila dengan bahan; bandul 789 ukuran besar, menir (benyeur) ½ kg, dedak (huut) ½ kg, campur semua bahan dalam satu wadah setelah teraduk rata dan dibikin adonan. setiap adonan yang akan dibom ana pisah ke wadah lain terus ana tambah terasi sambal udang dan lumut secukupnya, aduk lagi setelah rata dibikin bulatan sebesar kepalan tangan. pertama kali, bom di satu titik 3-5 bulatan, kalo serangan ikan sudah mulai berkurang bom lagi 1 atau 2 bulatan begitu seterusnya.